Etika Muslim
dalam Keragaman dan Perbedaan
الْحَمْدُ لِلهِ حَمْداً كَثِيراً
طَيِّباً مُبَارَكاً فِيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً
عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَوَاتُ رَبِّي وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. أَمّا بَعْدُ
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا
اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Hadirin sidang Jum’at yang
dimuliakan Allah!
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya mengajak
kaum muslimin, khususnya diri saya pribadi untuk menambah ketaqwaan kita kepada
Allah Subhannahu wa Ta’ala taqwa dalam
arti melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala laranganNya.
Ma’asyiralmuslimin
Rahimakumullah
Islam sebagai agama rahamatan lil ‘alamin telah mengajarkan kepada
umat manusia di dalam menghadapi dan melaksanakan kehidupan, seperti yang
dihadapi umat manusia pada era global dan era informasi.
Dalam menyikapi kondisi tersebut, Al Quran mengajak kepada seluruh
penganut-penganut agama lain dan penganut Islam sendiri untuk mencari titik
temu (kalimatun sawa) . Sesuai firman Alloh swt:
قل يا أهل الكتاب تعالوا إلى كلمة
سواء بيننا وبينكم ألا نعبد إلا الله ولا
نشرك به شيئا ولا يتخذ بعضنا بعضا أربابا من دون
الله فإن تولوا فقولوا اشهدوا بأنا مسلمون
“Katakanlah: "Hai
ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada
perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan
tidak kita persekutukan dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita
menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah". jika mereka
berpaling Maka Katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah
orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". (Q.S. Ali ‘Imran: 64)
Pencarian titik temu antar umat beragama dapat dimungkinkan lewat berbagai
cara, salah satunya lewat pintu masuk yaitu etika. Lewat pintu etika ini,
manusia beragama mempunyai puncak-puncak keprihatinan yang sama. Dalam tantangan
hidup, menjunjung tinggi harkat kemanusiaan, menghormati hak asasi manusia
merupakan agenda bersama umat manusia tanpa pandang keagamaannya.
Keberagaman agama dan perbedaan pendapat harus kita sikapi dengan sejuk hati,
sejuk fikiran dan bewajah ramah jauh lebih baik ketimbang kita mempertahankan
ego masing-masing.
Ma’asyiralmuslimin
Rahimakumullah
Berkaitan dengan etika yang ditawarkan Islam dalam kehidupan, maka ada
empat hal yang perlu dipahami oleh umat
Islam. Pertama, sebagai agama tauhid, Islam mengajarkan adanya kesatuan
penciptaan. Kedua, sebagai agama tauhid, Islam mengajarkan kesatuan
kemanusiaan. Ketiga, sebagai agama tauhid, Islam mengajarkan kesatuan
petunjuk. Keempat, sebagai agama tauhid, Islam mengajarkan makna hidup
selamat di dunia dan selamat di akherat.
Untuk mewujudkan keempat kesatuan fundamental tersebut, maka seseorang
muslim harus berpegang teguh pada ajaran agamanya dengan jalan menaati peraturan-peraturan
Alloh swt dan menunjukkan kasih sayang kepada segenap makhluk.
Hadirin Jamaah sholat Jumat
yang berbahagia
Di Indonesia, kebebasan beragama telah diakui oleh pemerintah, bahkan telah
ditetapkan di dalam Undang-Undang Dasar. Setiap orang diberi keebasan untuk
memeluk agama resmi yang diakui oleh negara Indonesia. Dengan adanya
kebijaksanaan tersebut, bangsa Indonesia memperoleh pengalaman yang sangat kaya
dan seringkali dijadikan model bagi kerukunan hidup antar umat beragama oleh
negara-negara lain, sebab di Indonesia agama-agama dapat hidup berdampingan
secara damai.
Dialog-dialog yang dikembangkan oleh umat Islam tidak cukup dengan
mengandalkan logika rasional belaka, tetapi diperlukan adanya logika psikis,
dimana sikap prasangka dan merendahkan orang lain perlu dihindari. Allah SWT
mengingatkan dalam salah satu firmannya:
يا أيها الذين آمنوا لا يسخر قوم من قوم عسى أن يكونوا
خيرا منهم ولا نساء من نساء عسى أن يكن خيرا منهن ولا تلمزوا أنفسكم ولا تنابزوا
بالألقاب بئس الاسم الفسوق بعد الإيمان ومن لم يتب فأولئك هم الظالمون
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki
merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik
dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya,
boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu
sendiri[1409] dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan.
seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah imandan
barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim”. (Q.S. Al Hujurat: 11)
Ma’asyiralmuslimin
Rahimakumullah
Bersamaan dengan tekanan agama pada tanggung jawab pribadi di hadapan Allah
ialah penegasannya akan persamaan manusia tanpa memandang ras warna maupun
jenis. Dihubungkan dengan tekanan bahwa Allah lah yang mutlak,
sedangkan segala sesuatu selain-Nya, termasuk manusia dan hal-hak kemanusiaan
adalah relatif, maka paham persamaan manusia itu menghendaki tidak
terjadinya sikap-sikap otoriter seseorang dalam kehidupan sosial Tidak seorang pun
dibenarkan memutlakkan dirinya penemuannya akan suatu kebenaran, seolah-olah
berlaku sekali untuk selamanya. Karena, hal itu akan berakhir dengan dakan
menyaingi Allah. Sebaliknya, masalah-masalah antar manusia harus diselesaikan
bersama, melalui proses take and give mendengar dan mengemukakan pendapat yaitu
proses musyawarah, konsultasi dan bukannya pendiktean.
Demikianlah pemikiran dan sikap yang mesti dilakukan oleh umat Islam
seperti khatib uraikan di atas, mudah-mudahan dapat mengatasi problematika yang
kita hadapi dalam kehidupan ini.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ،
إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.
Khutbah kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ
بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ
الْمُشْرِكُونَ
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. أَمَّا بَعْدُ.
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. أَمَّا بَعْدُ.
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى
اللهِ فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ
حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ..
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ, وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَرَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ كُلِّ صَحَابَة رَسُوْلِ الله اَجْمَعِين,
آمِيْن اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ،
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،
إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَات. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ
الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ
لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَالله, اِنَّ اللهَ
يَأْمُرُكُمْ بَالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ, وَاِيْتَائِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى
عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِضُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ, وَادْعُوْهُ
يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ . اَقَيْمِ الصَّلَاة
No comments:
Post a Comment