KHUTBAH JUM’AT BULAN JUMADA AL-TSANIYAH
TEMA CITA-CITA MEMBANGUN MASYARAKAT SEUTUHNYA BERHADAPAN DENGAN KETIMPANGAN SOSIAL DAN KETIDAKADILAN
Marilah kita senantiasa bertaqwa kepada Allah Swt. dengan jalan menjalankan apa yang menjadi perintahNya dan menjauhi larangan-LaranganNya, sesuai dengan tuntunan ayat suci Al-Qur’an dan sunnah rasulillah Saw.
“Al-Qur’an” memperkenalkan banyak ayat tentang hakekat dan sifat-sifat manusia agar mahluk ini menempati posisi unggul yakni : “Maqom Kekhalifahan” di atas bumi ini, dengan segala wewenang dan tanggung jawab yang diperolehnya langsung dari sumber yang paling logis, paling agung, dan paling berkompeten yaitu pencipta manusia dan alam raya ini, Allah Azza wa jalla sya’nuhu.
Dari sini kita menyadari ; ada dua tugas besar kekhalifahan di pundak manusia yakni “Ibadullah”, beribadah kepada Allah dan “Imaraatil Ardh” membangun bumi. Dalam rangka melaksanakan tugas yang kedua yakni “Membangun Bumi”, Al-Qur’an menganjurkan kepada manusia agar dapat memahami dirinya. Karena pemahaman tersebut akan mengantarkan mereka untuk membangun dan menemukan jati dirinya dan dunia ini sesuai dengan konsep yang dikehendaki oleh penciptanya dan yang pasti sesuai dengan kemaslahatan manusia.
HADIRIN SIDANG JUM’AH YANG BERBAHAGIA . . . .
Manusia, menurut Al-Qur’an dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya seharusnyalah dengan cara yang ala manusia, bukan ala binatang, bukan pula ala malaikat. Dan dengan demikian, setiap aktifitasnya harus pula serasi dan seimbang agar ia tidak menjadi malaikat atau binatang yang keduanya menjauhkan manusia dari hakikat serta fungsi keberadaannya.
Untuk mensukseskan tugas-tugas itu, Allah SWT. melengkapi mahluk yang bernama “Manusia” dengan berbagai keistimewaan dan potensi yang antara lain tergambar dalam kisah perjalanannya menuju tempat tugasnya “Di Dunia”. Potensi-potensi tersebut antara lain :
Malalui potensi ini manusia dapat menemukan hukum-hukum dasar alam raya serta memiliki pandangan yang menyeluruh terhadapnya, kemudian meramu berbagai aspek bentukan alam untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam kehidupan ini.
2. Pengalaman selama di “Surga” baik yang manis maupun yang pahit
Hal ini membekali manusia dengan cita-cita, agar segala aktifitasnya di dunia, terarah untuk kembali ke surga. Bahkan mewujudkan bayangan-bayangan surga di permukaan bumi ini, yakni dengan mewujudkan kesejahteraan rohani berupa kedamaian yang dialaminya di surga (Qs. 56 : 26), serta kesejahteraan jasmani berupa ‘tidak adanya problematika dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup, khususnya kebutuhan sandang, pangan dan papan. Disamping itu, terbuai bujukan setan dan mengikuti jejaknya yang mengakibatkan dikeluarkannya Adam dari surga juga merupakan pelajaran yang sangat berharga, agar manusia tidak mengulangi kesalahan tersebut.
3. Allah SWT. telah menaklukkan atau memudahkan alam raya agar dapat diolah manusia, dimana penaklukan itu tidak mungkin dilaksanakan oleh manusia itu sendiri.
Sebagaimana difirmankan Allah sendiri dalam Al Qur’an Surat Ibrahim ayat : 32 – 33
5. Setelah tiba di bumi, Allah Ta’ala memeberikan petunjuk-petunjuk kepada manusia
Allah berfirman : “Kitab suci adalah petunjuk-petunjuk Tuhan untuk memberikan jalan keluar bagi problem-problem yang dihadapi manusia.”
Petunjuk-petunjuk itu secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian yaitu :
a. PETUNJUK TERINCI DAN PASTI, SEHINGGA TIDAK DIBENARKAN ADANYA CAMPUR TANGAN PEMIKIRAN MANUSIA, DAN TIDAK PULA DIBENARKAN ADANYA PENYESUAIAN-PENYESUAIAN DENGAN KONDISI DAN SITUASI SOSIAL APAPUN. PETUNJUK/KETETAPAN YANG ABSOLUT INI SEDIKIT SEKALI JUMLAHNYA.
b. PETUNJUK YANG BERSIFAT UMUM ATAU NILAI-NILAI, SEHINGGA MANUSIA DIBERI WEWENANG UNTUK MEMIKIRKAN DAN MENYESUAIKAN DIRI DENGAN NILAI-NILAI TERSEBUT, (BUKAN SEBALIKNYA, NILAI-NILAI AJARAN YANG MENYESUAIKAN DENGAN KEPENTINGAN MANUSIA).
MELALUI KOMPONEN INILAH, KONSEP MEMBANGUN MANUSIA SEUTUHNYA SEHARUSNYA DICANANGKAN, YAKNI PEMBANGUNAN MATERIAL DAN SPIRITUAL SECARA BERSAMAAN, MELIPUTI PRINSIP TAUHID, RUBUBIYAH, PRINSIP KHILAFAH, DAN TAZKIYAH ATAU PENSUCIAN SERTA PEMELIHARAAN NILAI-NILAI AGAMA, AKAL, JIWA, HARTA DAN KEHORMATAN MANUSIA. SEHINGGA, SETIAP TINDAKAN YANG DAPAT MENODAI SALAH SATU DARI KELIMA HAL TERSEBUT TIDAKLAH DIBENARKAN DALAM ISLAM.
HADIRIN SIDANG JUM’AH RAHIMAKUMULLAH ……..
Demikianlah karena masalah kemiskinan dan ketimpangan sosial pada dasarnya terjadi akibat tatanan sosial yang buruk, sudah barang tentu “negaralah” instrumen yang harus mengurus dan mengatasinya. Caranya harus ditemukan sintesa antara kelompok orang-orang kaya dan persekutuan orang-orang melarat demi tegaknya “keadilan”, karena dalam pandangan Islam, menegakkan negara untuk tujuan keadilan, hukumnya adalah “wajib” bukan saja dari sudut nalar, tetapi juga dari sudut moral.
Mudah-mudahan Allah Azza wa zalla menguasakan negeri ini, kepada para pemimpin- pemimpin yang takut dan bertaqwa kepada-Nya, sehingga cita kemaslahatan dapat diwujudkan sebab ketaatan kita kepada meraka. Sehingga terbangun masyarakat bangsa yang seutuhnya, makmur dalam keadilan dan adil dalam kemakmuran, “Baldatun Toyyibatun wa Robbun Ghafur” Amin 3 X ….. Yaa Rabbal ‘Alamiin………..
TEMA CITA-CITA MEMBANGUN MASYARAKAT SEUTUHNYA BERHADAPAN DENGAN KETIMPANGAN SOSIAL DAN KETIDAKADILAN
الحمدلله, الحمدلله الذى ارسل رسوله بالهدى
ودين الحقّ ليظهره على الدّين كله وكفى بالله شهيدا. اشــــهد انّ لا اله
الاّ الله وحده لاشر يك له شهادة خالصة تنجينا من اموال يوم القيامة. .
اللّهم صل وســلّم وبار ك عـــليه وعلى اله الــبررة وأصــحابه الكـــر ام.
(اماّ بعـد) فيآايها الحاضرون رحمكم الله إتقو ا الله حقّ تقاته ولا تموتن
إ لاّ وانتــم مســلمون . فقد قــال الله تعـــالى فى كــتابه الكـــر يم.
أعوذ بالله من الشّطان الرجيم. بسم الله الرّ حمن الرّ حيم. من عمل صالحا
فلنفســـه ومن أنشـــآء فعـــليها. وما ربّك بظلاّم للـــــــعبيد
HADIRIN JAMA’AH JUM’AH YANG DIMULIAKAN ALLAH. . . .Marilah kita senantiasa bertaqwa kepada Allah Swt. dengan jalan menjalankan apa yang menjadi perintahNya dan menjauhi larangan-LaranganNya, sesuai dengan tuntunan ayat suci Al-Qur’an dan sunnah rasulillah Saw.
“Al-Qur’an” memperkenalkan banyak ayat tentang hakekat dan sifat-sifat manusia agar mahluk ini menempati posisi unggul yakni : “Maqom Kekhalifahan” di atas bumi ini, dengan segala wewenang dan tanggung jawab yang diperolehnya langsung dari sumber yang paling logis, paling agung, dan paling berkompeten yaitu pencipta manusia dan alam raya ini, Allah Azza wa jalla sya’nuhu.
Dari sini kita menyadari ; ada dua tugas besar kekhalifahan di pundak manusia yakni “Ibadullah”, beribadah kepada Allah dan “Imaraatil Ardh” membangun bumi. Dalam rangka melaksanakan tugas yang kedua yakni “Membangun Bumi”, Al-Qur’an menganjurkan kepada manusia agar dapat memahami dirinya. Karena pemahaman tersebut akan mengantarkan mereka untuk membangun dan menemukan jati dirinya dan dunia ini sesuai dengan konsep yang dikehendaki oleh penciptanya dan yang pasti sesuai dengan kemaslahatan manusia.
HADIRIN SIDANG JUM’AH YANG BERBAHAGIA . . . .
Manusia, menurut Al-Qur’an dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya seharusnyalah dengan cara yang ala manusia, bukan ala binatang, bukan pula ala malaikat. Dan dengan demikian, setiap aktifitasnya harus pula serasi dan seimbang agar ia tidak menjadi malaikat atau binatang yang keduanya menjauhkan manusia dari hakikat serta fungsi keberadaannya.
Untuk mensukseskan tugas-tugas itu, Allah SWT. melengkapi mahluk yang bernama “Manusia” dengan berbagai keistimewaan dan potensi yang antara lain tergambar dalam kisah perjalanannya menuju tempat tugasnya “Di Dunia”. Potensi-potensi tersebut antara lain :
- Kemampuan untuk mengetahui sifat, fungsi, dan kegunaan segala macam benda. Allah SWT. berfirman dalam Qs. Al – Baqarah : 31
وعلّــم أدم ا لأسماء كــلّها ثمّ عرضــهم على الملا ئـكة فقـال أنبــئونى باسمآء هؤلآء ان كنتـم صـــادقـــــــــين . (البقرة : 31
Artinya : “Dan Dia (Allah) mengajarkan kepada Adam nama-nama
(benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat,
lalu berfirman : ‘Sebutkanlah kepada Ku nama-nama benda itu, jika kamu
memang orang-orang yang benar.’”Malalui potensi ini manusia dapat menemukan hukum-hukum dasar alam raya serta memiliki pandangan yang menyeluruh terhadapnya, kemudian meramu berbagai aspek bentukan alam untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam kehidupan ini.
2. Pengalaman selama di “Surga” baik yang manis maupun yang pahit
Hal ini membekali manusia dengan cita-cita, agar segala aktifitasnya di dunia, terarah untuk kembali ke surga. Bahkan mewujudkan bayangan-bayangan surga di permukaan bumi ini, yakni dengan mewujudkan kesejahteraan rohani berupa kedamaian yang dialaminya di surga (Qs. 56 : 26), serta kesejahteraan jasmani berupa ‘tidak adanya problematika dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup, khususnya kebutuhan sandang, pangan dan papan. Disamping itu, terbuai bujukan setan dan mengikuti jejaknya yang mengakibatkan dikeluarkannya Adam dari surga juga merupakan pelajaran yang sangat berharga, agar manusia tidak mengulangi kesalahan tersebut.
3. Allah SWT. telah menaklukkan atau memudahkan alam raya agar dapat diolah manusia, dimana penaklukan itu tidak mungkin dilaksanakan oleh manusia itu sendiri.
Sebagaimana difirmankan Allah sendiri dalam Al Qur’an Surat Ibrahim ayat : 32 – 33
الله الذى خـلق السّــموات وا لأ رض وانز ل
من السّـــمآء مـــاء فاخر ج به من الثمر ا ت رزقا, وسخّر لكم الفلك لتجرى
فى البحر بامره, وسخّر لكــم ا لأ نهــار, وسخّر لكم الشّــمس والقمر
دآئبـــين . وسخّر لكـــم اللـــّيل والنـّهار . (ابر اهيم : 32 – 33
Artinya : “Allah – lah yang telah mencipatakan langit dan bumi dan
menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air
hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rizqi untukmu; dan Dia telah
menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan
kehendak – Nya. Dan dia telah menundukkan pula bagimu sungai-sungai. Dan
Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus
menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan
siang.”5. Setelah tiba di bumi, Allah Ta’ala memeberikan petunjuk-petunjuk kepada manusia
Allah berfirman : “Kitab suci adalah petunjuk-petunjuk Tuhan untuk memberikan jalan keluar bagi problem-problem yang dihadapi manusia.”
Petunjuk-petunjuk itu secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian yaitu :
a. PETUNJUK TERINCI DAN PASTI, SEHINGGA TIDAK DIBENARKAN ADANYA CAMPUR TANGAN PEMIKIRAN MANUSIA, DAN TIDAK PULA DIBENARKAN ADANYA PENYESUAIAN-PENYESUAIAN DENGAN KONDISI DAN SITUASI SOSIAL APAPUN. PETUNJUK/KETETAPAN YANG ABSOLUT INI SEDIKIT SEKALI JUMLAHNYA.
b. PETUNJUK YANG BERSIFAT UMUM ATAU NILAI-NILAI, SEHINGGA MANUSIA DIBERI WEWENANG UNTUK MEMIKIRKAN DAN MENYESUAIKAN DIRI DENGAN NILAI-NILAI TERSEBUT, (BUKAN SEBALIKNYA, NILAI-NILAI AJARAN YANG MENYESUAIKAN DENGAN KEPENTINGAN MANUSIA).
MELALUI KOMPONEN INILAH, KONSEP MEMBANGUN MANUSIA SEUTUHNYA SEHARUSNYA DICANANGKAN, YAKNI PEMBANGUNAN MATERIAL DAN SPIRITUAL SECARA BERSAMAAN, MELIPUTI PRINSIP TAUHID, RUBUBIYAH, PRINSIP KHILAFAH, DAN TAZKIYAH ATAU PENSUCIAN SERTA PEMELIHARAAN NILAI-NILAI AGAMA, AKAL, JIWA, HARTA DAN KEHORMATAN MANUSIA. SEHINGGA, SETIAP TINDAKAN YANG DAPAT MENODAI SALAH SATU DARI KELIMA HAL TERSEBUT TIDAKLAH DIBENARKAN DALAM ISLAM.
HADIRIN SIDANG JUM’AH RAHIMAKUMULLAH ……..
Demikianlah karena masalah kemiskinan dan ketimpangan sosial pada dasarnya terjadi akibat tatanan sosial yang buruk, sudah barang tentu “negaralah” instrumen yang harus mengurus dan mengatasinya. Caranya harus ditemukan sintesa antara kelompok orang-orang kaya dan persekutuan orang-orang melarat demi tegaknya “keadilan”, karena dalam pandangan Islam, menegakkan negara untuk tujuan keadilan, hukumnya adalah “wajib” bukan saja dari sudut nalar, tetapi juga dari sudut moral.
Mudah-mudahan Allah Azza wa zalla menguasakan negeri ini, kepada para pemimpin- pemimpin yang takut dan bertaqwa kepada-Nya, sehingga cita kemaslahatan dapat diwujudkan sebab ketaatan kita kepada meraka. Sehingga terbangun masyarakat bangsa yang seutuhnya, makmur dalam keadilan dan adil dalam kemakmuran, “Baldatun Toyyibatun wa Robbun Ghafur” Amin 3 X ….. Yaa Rabbal ‘Alamiin………..
بار ك الله لى ولكــم فى القــر آن العظيـم.
ونفعنى وايّاكـم بما فيه من ا لايات والذّكر الحكيم, اوصيكم عباد الله
وايّاى عمّا نهى الله عنه من قبح المعصية. فا تّقوا الله ولا تعصـوه
وأستغفر وا الله العظيــم لى ولكم ولسائر المسلمين. فيا فوز المستغفر ين
وبانجاة التّائبين بنيّة خالصة وقلب سليم
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ
رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ
كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا
اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ
وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ
فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ وسَلّمْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَارْضَ
اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ
أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ،
وَعَنْ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا
مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا
مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا
مَعْصُوْمًا، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَ
كُلاًّ مِنَّا لِسَانًا صَادِقًا ذَاكِرًا، وَقَلْبًا خَاشِعًا مُنِيْبًا،
وَعَمَلاً صَالِحًا زَاكِيًا، وَعِلْمًا نَافِعًا رَافِعًا، وَإِيْمَانًا
رَاسِخًا ثَابِتًا، وَيَقِيْنًا صَادِقًا خَالِصًا، وَرِزْقًا حَلاَلاًَ
طَيِّبًا وَاسِعًا، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ
وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ
كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ
السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ
بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ
لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ
وَالإِكْرَامِ
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ
مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ.
عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ
بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ
No comments:
Post a Comment