Sunday, July 13, 2014

KHUTBAH JUMAT dalam KERAGAMAN DAN PERBEDAAN

Etika Muslim dalam Keragaman dan Perbedaan
الْحَمْدُ لِلهِ حَمْداً كَثِيراً طَيِّباً مُبَارَكاً فِيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَوَاتُ رَبِّي وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. أَمّا بَعْدُ
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Hadirin sidang Jum’at yang dimuliakan Allah!
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya mengajak kaum muslimin, khususnya diri saya pribadi untuk menambah ketaqwaan kita kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala  taqwa dalam arti melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala laranganNya.
Ma’asyiralmuslimin Rahimakumullah
Islam sebagai agama rahamatan lil ‘alamin telah mengajarkan kepada umat manusia di dalam menghadapi dan melaksanakan kehidupan, seperti yang dihadapi umat manusia pada era global dan era informasi.
Dalam menyikapi kondisi tersebut, Al Quran mengajak kepada seluruh penganut-penganut agama lain dan penganut Islam sendiri untuk mencari titik temu (kalimatun sawa) . Sesuai firman Alloh swt:
 قل يا أهل الكتاب تعالوا إلى كلمة سواء بيننا وبينكم ألا نعبد إلا الله ولا
 نشرك به شيئا ولا يتخذ بعضنا بعضا أربابا من دون الله فإن تولوا فقولوا اشهدوا بأنا مسلمون
 “Katakanlah: "Hai ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah". jika mereka berpaling Maka Katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". (Q.S. Ali ‘Imran: 64)
Pencarian titik temu antar umat beragama dapat dimungkinkan lewat berbagai cara, salah satunya lewat pintu masuk yaitu etika. Lewat pintu etika ini, manusia beragama mempunyai puncak-puncak keprihatinan yang sama. Dalam tantangan hidup, menjunjung tinggi harkat kemanusiaan, menghormati hak asasi manusia merupakan agenda bersama umat manusia tanpa pandang keagamaannya.
Keberagaman agama dan perbedaan pendapat harus kita sikapi dengan sejuk hati, sejuk fikiran dan bewajah ramah jauh lebih baik ketimbang kita mempertahankan ego masing-masing.
Ma’asyiralmuslimin Rahimakumullah
Berkaitan dengan etika yang ditawarkan Islam dalam kehidupan, maka ada empat hal yang  perlu dipahami oleh umat Islam. Pertama, sebagai agama tauhid, Islam mengajarkan adanya kesatuan penciptaan. Kedua, sebagai agama tauhid, Islam mengajarkan kesatuan kemanusiaan. Ketiga, sebagai agama tauhid, Islam mengajarkan kesatuan petunjuk. Keempat, sebagai agama tauhid, Islam mengajarkan makna hidup selamat di dunia dan selamat di akherat.
Untuk mewujudkan keempat kesatuan fundamental tersebut, maka seseorang muslim harus berpegang teguh pada ajaran agamanya dengan jalan menaati peraturan-peraturan Alloh swt dan menunjukkan kasih sayang kepada segenap makhluk.
Hadirin Jamaah sholat Jumat yang berbahagia
Di Indonesia, kebebasan beragama telah diakui oleh pemerintah, bahkan telah ditetapkan di dalam Undang-Undang Dasar. Setiap orang diberi keebasan untuk memeluk agama resmi yang diakui oleh negara Indonesia. Dengan adanya kebijaksanaan tersebut, bangsa Indonesia memperoleh pengalaman yang sangat kaya dan seringkali dijadikan model bagi kerukunan hidup antar umat beragama oleh negara-negara lain, sebab di Indonesia agama-agama dapat hidup berdampingan secara damai.
Dialog-dialog yang dikembangkan oleh umat Islam tidak cukup dengan mengandalkan logika rasional belaka, tetapi diperlukan adanya logika psikis, dimana sikap prasangka dan merendahkan orang lain perlu dihindari. Allah SWT mengingatkan dalam salah satu firmannya:
يا أيها الذين آمنوا لا يسخر قوم من قوم عسى أن يكونوا خيرا منهم ولا نساء من نساء عسى أن يكن خيرا منهن ولا تلمزوا أنفسكم ولا تنابزوا بالألقاب بئس الاسم الفسوق بعد الإيمان ومن لم يتب فأولئك هم الظالمون
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri[1409] dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah imandan barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim”. (Q.S. Al Hujurat: 11)
Ma’asyiralmuslimin Rahimakumullah
Bersamaan dengan tekanan agama pada tanggung jawab pribadi di hadapan Allah ialah penegasannya akan persamaan manusia tanpa memandang ras warna maupun jenis. Dihubungkan dengan tekanan bahwa Allah lah yang mutlak, sedangkan segala sesuatu selain-Nya, termasuk manusia dan hal-hak kemanusiaan adalah relatif, maka paham persamaan manusia itu menghendaki tidak terjadinya sikap-sikap otoriter seseorang dalam kehidupan sosial Tidak seorang pun dibenarkan memutlakkan dirinya penemuannya akan suatu kebenaran, seolah-olah berlaku sekali untuk selamanya. Karena, hal itu akan berakhir dengan dakan menyaingi Allah. Sebaliknya, masalah-masalah antar manusia harus diselesaikan bersama, melalui proses take and give mendengar dan mengemukakan pendapat yaitu proses musyawarah, konsultasi dan bukannya pendiktean.
Demikianlah pemikiran dan sikap yang mesti dilakukan oleh umat Islam seperti khatib uraikan di atas, mudah-mudahan dapat mengatasi problematika yang kita hadapi dalam kehidupan  ini.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.
Khutbah kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. أَمَّا بَعْدُ.
 فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ..
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ, وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَرَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ كُلِّ صَحَابَة رَسُوْلِ الله اَجْمَعِين, آمِيْن اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَات. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَالله, اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بَالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ, وَاِيْتَائِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِضُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ, وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ . اَقَيْمِ الصَّلَاة



No comments: